Mengisi Waktu

Mengisi Waktu

Seringkali disampaikan bapak dan mama, juga para guru mengaji, bahwasanya kelak, ada beberapa hal yang sedikitpun tidak boleh saya lengah dalam menyikapinya. Hal itu adalah waktu, ucapan dan kesempatan. Orang tua saya sangat mewanti-wanti jangan sampai saya menyesal di kemudian hari.

Dulu saya cuek saja. Belum paham benar dengan pepatah dan nasihat para sepuh. Setelah dewasa, berbagai cobaan hidup silih berganti datang menyambangi. Tempaan hidup pun sedikit banyak sudah mematangkan pikiran dan pemahaman.

Karateristik waktu yang sekarang sudah saya pahami adalah waktu sesuatu yang akan habis dan berlalu dengan cepat. Waktu yang telah habis tak akan pernah kembali dan tak mungkin dapat diganti. Waktu sebagai modal terbaik manusia karena waktu sebagai tempat bagi setiap amal perbuatan manusia. Dan pastinya kita akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah atas waktu yang telah kita pergunakan.

Sedikit demi sedikit saya mulai paham, kenapa ada istilah “Time is Money“ atau “Waktu adalah Uang”. Sebuah semboyan yang setidaknya benar-benar menggambarkan pola pikir mereka yang individualis, materialistis, dan kapitalis dalam menyikapi arti sebuah waktu.

Sementara bapak dan mama juga para guru mengaji saya menekankan jika bagi seorang mukmin adalah “Time is doing” ya, waktu adalah pusat kegiatan hal baik atau tindakan amal.

Jika kita menyia-nyiakan waktu, tidak menyibukkan diri dengan sesuatu yang halal, maka kita akan disibukan dengan sesuatu yang haram serta perbuatan-perbuatan dosa. Karena itu kenapa para sepuh selalu mewanti-wanti hati-hati terhadap waktu.

Islam menjadikan waktu sebagai sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebagaimana telah diisyaratkan oleh Allah yang telah bersumpah dengan nama waktu di dalam banyak ayat, diantaranya dalam firmanNya :

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian” (QS. Al-`Ashr: 1-2 )

Maka orang-orang yang tidak bisa mensyukuri serta mengisi waktunya dengan berpikir dan menjalankan ketaatan di jalan Allah maka tidaklah pantas untuk dikatakan sebagai manusia yang berakal.

Waktu adalah nikmat dan tentu saja sebagai karunia Allah. Jangan sampai kita terlena dan terbuai dengan kenikmatan sesaat. Hendaknya kita renungkan sabda Rasululloh :

Dua nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya : Kesehatan dan Waktu Luang ” (HR. Bukhari)

Hadist tersebut disampaikan Rasul karena banyak terbukti, banyak sekali manusia yang lalai akan kedua nikmat itu. Dan baru menyadari akan besarnya nikmat ini setelah mereka benar-benar kehilangan. Kehilangan kesehatan yang telah berganti dengan sakit menahun berkepanjangan, dan kehilangan waktu luang yang telah berganti dengan kegiatan dan kesibukan.

Padahal kesibukan yang tiada henti itu akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah; dihabiskan untuk apa umur kita; digunakan untuk apa waktu muda kita; apakah ilmu kita diamalkan atau tidak; darimana kita mendapatkan harta dan untuk apa saja dihabiskannya?

Umat manusia benar-benar berada di dalam kerugian yang nyata apabila tidak memanfaatkan waktu pemberian Allah seoptimal mungkin untuk berjalan diatas ketaatanNya.

Bu ibu… Pak bapak yang punya anak dan mengharapkannya jadi anak soleh/solehah mumpung Bulan Ramadhan yuk ajak anak-anaknya untuk mengaji dan belajar Agama Islam. Meski di sekolah sudah ada Pesantren Kilat, tidak ada ruginya kan saat sore waktu luang lebih baik digunakan untuk mengaji dan bersilaturahmi.

Kurangi nonton tv, kurangi memegang gadget, kurangi keluyuran ngabuburit yang tidak penting. Jika buibu dan pakbapak  benar-benar mau punya anak soleh/solehah ajak dan didik mereka mengaji selagi mereka masih kecil (sejak dini).

Kalau sudah besar baru disuruh mengaji bisa-bisa bukannya mau, si anak justru malah malas dan malu. Belajar dalam tekanan itu tidak akan maksimal.

Satu lagi dalam mendidik anak itu perlu kerjasama antara orang tua. Baik di sekolah atau di tempat mengaji. Jangan hanya menyerahkan mendidik anaknya kepada guru ngaji. Sementara orang tuanya sendiri tidak memberikan contoh apalagi kerja sama yang baik. Masa mau anaknya pintar mengaji tapi dibiarkan saja setiap hari nongkrong di jalan?

Mumpung Ramadhan daripada main gak jelas ayo mari anaknya disuruh mengaji… Pergunakan waktu yang masih ada ini semaksimal mungkin. Belum tentu Ramadhan tahun nanti kita masih bisa menjalani nya lagi.

14 thoughts on “Mengisi Waktu”

  1. Setuju banget teh..sayang sekali kalau kita nggak memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena masih banyak hal-hal bermanfaat yang bisa kita isi ya teh. Ini jadi pengingat juga untuk diri saya sendiri.

    Reply
  2. Betul sekali waktu jngn sampai terbuang utk pekerjaan yg kurang bahkan tidak bermafaat. Tentu saja semuanya tergantung dari sejaun mana bpk ibu disiplin menerapkan peraturan. di rumah tentang pembatasan bermain gadget. J

    Reply
  3. Bener banget, peran orang tua sangat penting saat menentukan, membimbing, dan mencarikan tempat pendidikan agama untuk anak-anak. Terlebih kalo anak-anak sekolah di negri, sore adalah waktu ngaji di TPQ

    Reply
  4. Mengisi waktu yang bermanfaat seperti belajar ilmu agama memang selain bertambah wawasan juga mendapat banyak pahala ya.. apalagi dibulan ramadhan, setiap kebaikan dilipat gandakan, semoga kita semua dipertemukan dalam ramadhan tahun depan ya teh.. aamiin

    Reply
  5. Kita kadang mengabaikan waktu. Padahal waktu terus berjalan dan gak akan terulang kembali. Bener banget Teh, kita harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Menggunakannya dengan sesuatu yang bermanfaat

    Reply
  6. Alhamdulillah kalau ngaji sdh rutin pun anak2 jg begitu, tv sdh ga ada pengen fokus ngapalin al qur’an blm terealisasi aja..huhu..padahal.hapalan qur’an bs menyelamatkan.kita di akhirat nanti.. Selain diamalkan hrs dihapal jg ternyata

    Reply
  7. Ya Allah :(( Semoga kita bisa bertemu kembali di Ramadhan tahun depan, Aamiin.. Bener ya mbak, nikmat kesehatan dan waktu luang itu kadang kita sia-siakan 🙁 Semoga kita bisa lebih memanfaatkan dengan baik yaa..

    Reply
  8. Iya waktu itu gak kerasa tiba2 berlalu gtu aja. Makanya sungguh sayang kalau disia2kan tanpa melakukan hal2 yang positif dan berguna.
    Harus ditanamkan juga ke anak2 kita sejak mereka masih kecil ya mbak.

    Reply

Leave a Reply to Yati Rachmat Cancel reply

Verified by ExactMetrics