Seragam Kerja Pendakian New Normal di Dunia Garment.

Seragam Kerja Pendakian New Normal di Dunia Garment. Udah ga kehitung berapa kali mantan pacar bongkar pasang carrier kesayangannya. Dari semalam tuh, bolak balik saja memasukkan baju seragam, masukkan baju lapangan, kemeja kerja, masukkan perlengkapan alat masak, eh, tadi alat ibadah udah dimasukkan belum ya? Tuh dibongkar lagi deh sekadar memastikan perlengkapan yang tidak boleh tertinggal sudah lengkap atau belum.

Saya yang menyaksikan cuma bisa menarik nafas. Bukan disebabkan oleh alzheimer, tapi kayanya ini lebih ke dampak pandemi. Secara udah mau setahun, kami emang gak ikut atau ngadain kemping. Jadi selama itu otomatis kami gak lagi ngepack barang ke ransel. So, wajar dong banyak lupa. Hehehe, lupa sama alzheimer alias pikun anggap beda tipis lah ya… Maksa maksaa…

Beruntung panitia memberikan list barang apa saja yang harus dibawa, jadi bisa diabsen sambil satu persatu dimasukkan ke tas super besar. Dengan begitu ngepack barang gak terlalu keteteran.

“Baju seragam kita ga ada lagi ya?”

Suami kembali menghitung baju yang harus dibawa. Kemping kali ini lokasinya di sebuah kecamatan yang berada di perbatasan Kab. Cianjur dan Kab. Bandung yang suhu udaranya termasuk dingin. Secara dari segi geografis berada di dataran tinggi. Kebun teh dan bukit Perhutani. Ditambah cuaca sudah mulai sering turun hujan. Mungkin karena itu suami memilih membawa baju lebih.

Packing pendakian

Saya mengangguk. Jadi sedih mengingat pakaian kerja alias seragam naik gunung banyak yang hilang karena diambil maling. Bukan cuma kaos atau kameja kerja di lapangan, tapi juga sendal gunung, sepatu, sampai ke day pack dan pakaian anak yang kami simpan di rumah di Cianjur, juga semua ikut raib digondol oleh orang yang memilih usaha dengan menghalalkan segala cara itu. Udah pasti kalau barang elektronik dan gadget mah, karena sejak awal pasti incaran mereka adalah barang yg kekinian dan mudah dijualnya.

Setahun tidak melakukan pendakian karena adanya PSBB, bikin kami sedikit bisa melupakan kesedihan kehilangan banyak barang yang selalu dibutuhkan karena rumah kemasukan maling. Tapi ketika memasuki masa new normal, kemping dan pendakian mulai kami lakukan lagi, mau tidak mau ternyata kesedihan itu kembali terkuak.

Baca juga: New Normal Versi Pendaki

Ternyata ada banyak baju seragam dan pakaian lapangan seperti kemeja kerja kami yang hilang. Sungguh cukup besar juga nominalnya ketika kami mulai dari nol, membeli kembali beberapa perlengkapan yang dibutuhkan, mengganti secara bertahap apa yang telah hilang.

“Biar lebih murah mungkin kita harus pesan pakaian seragam langsung ke garment saja,” seolah tahu isi pikiran saya, suami memberikan ide untuk beli secara grosir langsung dari pembuatnya.

Saya mengangguk. Terlintas informasi dari teman, ada Dunia Garment yang sangat direkomendasikan. Cocok untuk bikin seragam keluarga, atau apapun sesuai dengan pesanan kita. Ya, mungkin kalau memesan langsung ke konveksi harga bisa sedikit lebih miring.

Untuk urusan pakaian seragam, memang cocok menghubungi Dunia Garment yang kesehariannya memproduksi berbagai produk fashion.

Dunia Garment yang berlokasi di Bandung merupakan garment dan konveksi yang bisa membantu kita membuat aneka model pakaian. Selain produk seragam sekolah, kemeja kerja, seragam kantor, kemeja komunitas, kaos, batik, jaket, di Dunia Garment juga bisa membuat topi dan produk fashion lainnya.

Beruntung saya masih simpan nomor wa dari Dunia Garment yang bisa dihubungi. Nomor whatsapp +6289668268932 untuk pemesanan atau konsultasi. Kalau mau lebih detail melihat produk dan aktivitas, bisa kunjungi websitenya duniagarment.com

Setelah memesan beberapa pakaian seragam dan kelengkapan lainnya mungkin kami akan lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan di alam yang selama pandemi COVID-19 sudah kami tinggalkan. Tentu saja dengan segala protokol kesehatan nya ya…

52 thoughts on “Seragam Kerja Pendakian New Normal di Dunia Garment.”

    • Semua isi rumah Mas. Sampai rak piring sama piringnya juga, kompor gas dengan gas melon nya
      Bahkan jemuran dan payung pun dibawa…
      Kami memang sebulan ga ke rumah di Cianjur waktu itu karena suami sedang penyembuhan patah tulang di Sukabumi

      Reply
  1. Hobi kalau ga disalurkan gegara PSBB…sedih pastinya ya teh. Mana sampai kehilangan barang saat kemping pula. Semoga nanti bisa mendaki gunung lagi kelar corona ya aamiin. Btw bener deh emang di Bandung mah bahan2 pakaian udah terkenal bagus dan nyaman. Dunia Garment mau aku ceki2 ah kali aja kapan2 butuh. TFS.

    Reply
  2. Sedih banget kalau barang barang banyak yang hilang karena digondol maling. Duh ada ada aja ya cara orang yang mau dapat banyak tapi usahanya cuma ngambil barang orang.

    Btw soal Dunia Garment, model apa aja yang bisa dibikin? Penasaran. Soalnya Bandung emang gudabgnya urusan fashion sih.

    Reply
  3. Teh Okti, keren pisan hasil Canvanya

    Udah premium?

    Dunia Garment dekat rumah nih, kucatat ah, supaya sewaktu waktu bisa pesan

    Terima kasih ya

    Reply
  4. Ikut sedih tahu rumahnya kebobolan, Teh Okti. Emang pandemi ini bikin kriminalitas meningkat, ya. Kadang emang kalau buat seragam mending pesen, ya. Untung ada Dunia garment yang kualitasnya bagus

    Reply
  5. Wih kereeen tapi sekaligus sedih. Sedih seragam pendakian teh Okti digondol maling maksudnya. Kerennya itu, sekeluarga adalah pendaki, so seragam pendaki menjadi kebutuhan bagi keluarga. Tetep semangaat.

    Reply
  6. Aih iya yaa..melakukan pendakian di masa seperti ini pastinya ada banyak penyesuaian baru. Saya jadi ingat pengalaman teman yang baru-baru ini melakukan pendakian ke Gunung Rinjani. Gimana waktu pendakian benar-benar dibuat lebih singkat, jadi hanya 2D1N, terus para pendaki harus menunjukkan surat keterangan sehat, jumlah pendaki yang dibatasi, dan berbagai persyaratan lainnya.

    Reply
  7. Untuk ngelakuin apa pun, bahkan naik gunung, emang harusnya pake baju khusus ya. Biar nyaman. Ngomongin naik gunung, duh aku jadi kangeeeeen. Nanti Oktober alumni ngajak sih. Tapi aku masih takut. Iya sih ke gunung, tapi barengannya itu yang bikin parno. 🙁

    Reply
    • Anak-anak juga pada kangen naik gunung. Terakhir itu sebelom pandemi ke Gunung Puntang. Sekarang mereka nagih ke sana. Katanya gapapa ke gunung mah gada corona. Lha banyak orang di sananya. Gak ada corona gimana ya.

      Reply
    • aihh kerennya..kebayang gimana kangennya kalau emang udah biasa mendaki gitu. Saya belum pernah euy, pengen banget suatu saat bisa ke Gunung Rinjani. Untuk sementara, saya lihat dari jauh dulu, dari rumah..hahahah

      Reply
  8. Ya ampun Teh, eta nu maling niat mau naik gunung juga apa ya… semoga yg diambil segera Allah ganti dengan yg lebih berkah ya Teh. Btw makasih info Dunia Garmennya, boleh juga nih no wa nya aku save hehe

    Reply
  9. Wadoooh, teganian itu sambil ngambil segala macam yaa, termasuk perlengkapan pendakian. Semoga dapet berkah lagi ya teh dan ada penggantinya yang lebiih.
    Seru pisan, mendaki tuh, kangen juga nih. Kalo aku perlengkapan tak taro di ranselnya , kalo suatu saat dadakan hiking/ kemping tinggal giwing . Hhaaaa
    Btw Dunia Garment ini emang top, bagus2 barangnya dan terpercaya.

    Reply
  10. Udah kangen kemping ya, selama pandemi semua aktivitas jadi terhenti ya. Alhamdulillah udah bisa kemping lagi. Lupa =nya teh okti masih wajar kok itu bukan pikun karena udah lama gak melakukan

    Reply
  11. Duh saya punya pengalaman yang tidak asyik saat camping teh, huhuhu kebelet pipis dan gak mau pipis disemak², pokoknya pipis harus dikamar mandi. Itu yang masih terngiang² kalau mendengar kata camping teh. Anyway terima kasih teh sudah mencantumkan CP Dunia Garment, siapa tahu trauma ku hilang dengan berlalunya waktu dan mau camping lagi bersama keluarga

    Reply
  12. Aku jadi kangen camping di tempat yang dingin. Belum pernah sih kalau camping bareng keluarga karena anakku masih kecil, belum kebayang nanti rempongnya seperti apa karena fasilitas MCK kan biasanya kurang memadai. Semoga kita bisa segera camping lagi ya Teh dan corona ini cepat berlalu.

    Reply
  13. ya ampun, tega juga ya orang maling begitu 🙁 keren deh mba, lagi pandemi gini masih mendaki. apa tidak sulit bernafas mba? ketika mendaki dengan memakai masker?

    Reply
  14. Saya penasaran, kalau pesan secara grosir ada minimal ordernya kah? Aku mau simpan nomor kontak Dunia garmen mana tau suatu saat perlu

    Reply
  15. Kemarin anakku juga naik gunung. Memang sih sekarang pihak pengawas gunung lebih ketat. Tapi ga papa sih menurutku mendaki gunung di masa pandemi. Yang penting pilih hari yang ga rame

    Reply
  16. Jadi ingat artikel Teh Okti yang menceritakan perihal kemalingan dulu. Duuuhh nyesek ya Teh kalau ingat itu. Perlahan-lahan Insya Allah akan bisa segera membeli lagi semua perlengkapan yang raib tersebut.
    Selamat mendaki kembali Teh, biar sehat jiwa dan raga. Harus tetap ikuti protokol kesehatan loh.

    Reply
  17. Peralatan untuk hiking ini memang mahal karena bahannya berbeda dari outfit-outfit olahraga pada umumnya yaa..
    Pasti mulai nyicil belinya lagi..heuheu~
    Alhamdulillah,
    bertemu dengan Dunia Garment.

    Reply
  18. Dulu rumah ayah saya pernah dirampok.. yang diambil… Pintu. (karena rumah kosong) ga ngerti lagi. Semoga yang hilang digantikan dengan yang lebih baik ya mba, aamiin

    Kalau mau bikin banyak baju memang lebih untung di konveksi ya mba

    Reply
  19. Ya ampun, sampai perlengkapan mendaki dan baju pun dibawa sama malingnya tega bener. Untung ada solusinya dengan pesan ke Dunia Garmen ya Mbak. Semoga pun yang hilang akan diganti dengan yang lebih baik.

    Reply
  20. OOT tapi Alzheimer itu gak sama dengan pikun mba.. itu penyakit yg membahayakan diri penderita, apalagi kalau udah stadium lanjut.. jadi sebaiknya gunakan kata lupa atau pikun aja, jangan sampe deh kena alzheimer, IMHO

    Reply
  21. Ya allah, ada aja ya orang nih sampai segitunya 🙁 semoga memang bermanfaat buat dia, jd teteh dapat imbalannya diganti lebih lagi 🙂 sukses selalu 🙂

    Reply

Leave a Reply to Nia Haryanto Cancel reply

Verified by ExactMetrics